Riuh para santri tak sedikitpun
membuatku bergeming, hatiku sendiri di tepian jiwaku yang serasa kehilangan
ragaku. siang ini gus Idang menunggu di
ruang tengah, aku kumpulkan segenggam tenaga, langkah teriring sholawat
berharap ridlo sang Maha Mengetahui.
Beliau mempersilahkan aku duduk
tanpa sedikitpun melihatku, dan memanggil mas khoas, dan jiwaku semakin
bergetar tak henti aku bertasbih di dalam hati. Dalem sepi tampaknya semua
pergi.
Mas Khoas datang, dan tak bisa aku pungkiri rasa rinduku padanya
membuat hatiku berdesir, Astagfirullah ampuni hambaMu yang sangat lemah ini.
Aku semakin tertunduk lesu, entah apa yang akan beliau katakana. Ini membuat hatiku semakin terasa tercepit, ach
entahlah dan mas Khoas terlihat gugup, sesekali dia melihatku sampai akhirnya
Gus Idang membuka pembicaraan membuatku sedikit lega berharap semua akan cepat
selesai.
“ Sebelumnya aku minta maaf pada kalian, kepadamu Neng Naura jika
mungkin kamu merasa sangat tidak nyaman dengan pertemuan ini,” dan untuk
pertama kalinya aku dengar dia memanggil namaku, lidahku kelu dan mas Khoas
sibuk memainkan Handphone di tangannya untuk menyembunyikan kegelisahannya yang
tetap saja terlihat olehku.
“ Khoas, aku sangat
mengenalmu dan sedikit tahu tentangmu Neng, Khoas kau tahu aku sangat
menyayangimu dan membanggakanmu. Dengan prestasimu meskipun jauh dari lubuk
hatiku tak berpihak pada pilihanmu menjadi seorang mahasiswa, dan Neng Naura
aku mencintaimu karena Allah dan karena orang tua kita, dan aku memanggil
kalian karena aku tahu ada cinta di hati kalian, dan kita”
“dari mana mas tahu mas?” mas Khoas curiga, dan hatiku semakin
mengecil, terasa sanmgat sesak menahan tangis.
“aku membereskan kamarmu setelah kau pergi ke Syiria 2 tahun lalu,
aku menemukan ratusan puisi untuk Neng Naura, lukisan wajahnya dan foto kalian
dalam kegiatan osis dan semua surat Naura padamu, tapi ma’afkan aku jika aku
tak mampu menolak perjodohan ini. Aku tahu ini sangat sakit untuk kalian tapi
ini juga sakit untukku, perjodohan ini adalah amanah, bukan maksutku untuk
menunjukkan kemenanganku padamu khoas, selama ini kau selalu menang dan akan
selalu menang, dan aku tidak menganggapmu kalah dalam hal ini karena aku tahu
cinta Neng Naura masih untukmu, tapi jika kalian memang menginginkan bersama
aku yang akan biicara dengan keluarga, meskipun mungkin itu ,,,,,,,,,,,,,,”
“tidak mas, Naura tidak di takdirkan untukku, perjodohan ini memang
bukan untukku tapi mas dan Naura, ini bukan perlombaan dan hingga ada yang
kalah dan menang, Naura bukanlah emas seperti hadiah perlombaan. Naura adalah
cinta. Dulu Naura adalah cintaku mas, dan kini menjadi cinta kita, nanti akan
menjadi cinta mas. Aku hanya ingin meminta izin pada mas karena akan sangat
sulit untuk membuang cinta ini, dan memberikan kenangan terakhir padanya
”dan Naura ma’afkan aku jika selama
ini cintaku telah membuatmu sakit dengan kepergianku tanpa memberimu kabar,
tapi percayalah aku selalu mendo’akanmu dan merindukanmu. Selamat tinggal
mutira hatiku dan inilah akhir dari kisah sang rajawali. Mas ma’afkan aku jika
aku berkata seperti itu pada calon istrimu, tapi aku pastikan itu yang terakhir
dan semoga kalian bahagia mas, dan semoga kalian mendapatkan Ridlo Maha pemberi
cinta. Dan bolehkah aku meminta sesuatu mas?”
“katakan, insyaAllah aku akn memberikannya.”
“aku ingin mas mengizinkan Naura kuliah, jangan biarkan dia semakin
sakit karena tak bisa mendapatkan mimpinya selama ini, aku yakin dia tidak akan
mengecewakan mas, aku sangat mengenalnya, 5tahun bukan waktu yang singkat untuk
aku sangat mempercayainya dan mengerti dia.’
‘baiklah, aku akan mengizinkannya kuliah.”
Air mata yang
selama ini aku haramkan jatuh karena cinta, kini telah menghujan membasahi hati
dan jiwaku yang remuk. Lidahku kelu, tak sedikitpun aku bias berkata, dan mas
Khoas seolah tahu apa yang akan aku katakana, hingga dia tak bertanya tentang
hatiku.
Dan akhirnya cinta
memang harus memilih, karena hidup adalah pilihan meskipun pahit tapi ada
rahasia Allah yang tak mungkin kita tahu. Kita hanya bisa berusaha dan menjaga
apa yang kita miliki. Berlapang atas hikmah di balik kisah hidup.
sepertinya ceritanya rada gak jelas yach, heee
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus